*Lembar 2 yang bernama Februari,

Memulai tahun yang baru dengan kembang api, camping, dengan kekasih dan teman teman baru. 
Kembang api menjadi letupan-letupan kegembiraan, dan rupanya menjadi sebuah kejutan. Kembang api menjadi sebuah ciri khas pula bagi seorang Yudo, kekasihku. Bisa terlihat sangat meledak ledak penuh emosi atau kejutan. Bisa juga diam , mlempem. 

Rupanya kejutan di awal tahun itu menjadi sebuah awal kejutan lainnya, seperti harus menerima kenyataan bahwa segala hal dalam hidup bisa berubah. Seperti kembang api yang meledak itu, ku mendengar vonis yang begitu menyesakkan , Papa mengidap sebuah penyakit kanker. Aku bahkan keluarga tidak pernah menyangka semua ini, bagai mimpi di siang bolong. Namun di balik perasaan sedih yang meliputi, selalu ada kekuatan doa dan dukungan dari berbagai pihak yang membuatku sadar bahwa meski rasanya impian dan harapan rasanya  mati, namun pasti menimbulkan harapan lain yang lebih besar. Aku percaya pasti Tuhan memberikan jalan apapun itu untuk kesembuhan Papa. 

Sebuah rasa yang tidak bisa aku gambarkan ketika aku sedang dalam kesepianku, aku menangis. Tidak di depan mereka apalagi Papa. Karena aku tau tugasku sekarang adalah menjaga papa, menemaninya di masa tuanya, mengarungi rasa sakit dan perih bersama. Bersama mama yang harus juga aku jaga. 

Terima kasih kepada alam semesta yang selalu menyajikan kejutan atau bahkan memberikan "clue" bagi setiap perjalanan hidupku. Meski berat dan menyakitkan tapi ku kan terus berjalan, menemukan ruang kelegaan bagi setiap tetes kepedihan. Tidak ada kata yang bisa kusampaikan selain terima kasih kepada sahaba yang selalu menggandengku, mengantarkan papa makanan, menjenguk papa,dan menjadi supporter setia. Tuhan balas kebaikan kalian. Terima kasih Yudo, yang tetap disini bersamaku.
Ceritanya lagi selo selonya kerjaan gesss.. 


Kalian pernah dengar istilah cinta pada pandangan pertama?
Tentu aku tidak. Tidak salah.
Kali ini aku bertemu dengan orang yang asing.
Sudah 29 tahun tidak bertemu.
Tau tau munculnya via hantu kotak yang canggih.
Sama sekali tidak punya ekpektasi. Tapi serius. Tapi membuka hati. Kata seorang teman :
Proses kemajuan hubungan dengan seseorang, bukan perkara cepat atau lambat tapi bagaimana kualitas komunikasi dan pertemuan demi pertemuan. Kalau kita tidak saling membuka hati atau tidak mau saling berbagi maka ga akan terjadi sebuah proses yang cepat.
Im deal with you..
Membuka hati meski kami berdua sangat berbeda dalam banyak hal.Aku si introvert dan dia si heboh. Aku si malas ketemu banyak orang, dia dikelilingi banyak orang. Dia suka sesuatu yang kreatif, aku menjalani yang monoton. Aku si manja dan dia lebih manja. HAHA!
 Siapa sih yang menyukai perbedaan? Mengapa kita tidak mencari yang sama saja sehingga lebih mudah?  atau bila terlalu sama maka akan sulit untuk mengendalikan ego? I don't mind. Mungkin ini namanya cinta. Apaansih!

Kali ini perasaan yang muncul sungguh ajaib sih, bagaimana bisa pertemuan singkat menjadikan kami tidak punya rasa ragu untuk menjalani sebuah komitmen. Komitmen macam remaja belasan tahun tapi kali ini yang  ingin membangun masa depan berdua. 

Dear orang asing yang  sudah berubah status menjadi kekasih,
Terima kasih sudah datang membawa harapan serta kasih.
Meski aku sama sekali bukan tipemu, tapi kuharap akupun menjadi seseorang yang spesial karena sudah mematahkan beberapa statement mu tentang hubungan jarak jauh dan tentang pernikahan.

"Kuharap kita tidak saling pergi. Kita berdua bahkan tidak malu menyatakan apa yang telah kita rasakan. Bersamamu tak mungkin keliru." ( Cuplikan lagu dari Dengarkan Dia album 11/13).

Love, 
Bernadia❤


Aku......
28 tahun dan masih belum dewasa. Masih penuh dengan sifat egois dan mau menang sendiri. Merasa pada umur yang sudah dewasa dan memiliki pemikiran sendiri. Tapi mungkin aku salah, aku merasa sungguh belum dewasa. Terkadang perubahan di sekeliling kita tidak bisa begitu saja kita rasakan. Mungkin karena terlalu sering bersama jadi tidak memiliki space untuk melihat perubahan perubahan kecil pada orang di sekitar kita. Hari ini aku merasa sungguh tau, betapa tidak sabarannya aku, terutama terhadap kedua orang tua, well, Mama tentunya. 
Mungkin aku lupa bahwa mama tidaklah muda lagi, tidak punya respon cepat seperti dulu.
Mungkin aku lupa bahwa bisa saja orangtua lebih sensitif saat usia mereka semakin senja.
Mungkin aku lupa bahwa aku hanya seorang anak kecil terus di depan mata orangtua.
Mungkin aku lupa mereka begitu pemaaf bahkan ketika aku menyakiti hati mereka. 
Orang tua begitu hebat ya, bisa memaafkan, bisa sabar, bisa bijaksana. 

Okey, mungkin aku harus memperbaikinya, selalu dan selalu ingat untuk bersikap tenang dan sabar pada orangtua.Segala hal dalam hidup bagiku selalu saling terkait, bersenyawa. Aku menjadi tau mungkin Tuhan belum memberikanku seseorang yang pantas menjadi pendamping, karena  mungkin Tuhan tau aku belum pantas. Aku masih harus banyak berkaca pada diriku, tentang apa yang harus kuperbaiki. 

Kepada: Papa dan Mama

Maaf dan Terima Kasih 
Wonosobo, 22 April 2017 12.00 WIB 

 

Menjelang hari bahagia..
Entahlah mengapa ini menjadi bulan April yang begitu mengejutkan bagiku. Begitu banyak moment berharga seperti hari ulang tahun , dan tentunya hari pernikahan. Waktu yang telah dinanti mungkin telah hadir bagi orang orang yang begitu kusayangi. Akhirnya kakak menikah. Menemukan rumahnya. Merinding waktu mendengar pengumuman di gereja dan disebutlah namanya beserta mempelai wanita. Selamat ya kakak, semoga hidupmu semakin baik dan bahagia. Mungkin segalanya akan banyak berubah. Semua perhatianmu yang dulu mungkin akan sedikit kurasakan. Tapi tak mengapa, kamu sudah berhasil menemukan rumahmu, tempat dimana hatimu dijaga, dan tinggal. 

Patah Hati. 
Kebahagiaan mungkin tidak akan pernah ada bila kita tidak mengenal rasa sedih atau terluka. Suatu hari saya merasa menemukan rumah saya. Tapi ternyata mungkin salah alamat, atau GPS nya lost signal. Perasaan seperti menemukan rumah merupakan hal yang mungkin bisa bikin patah hati. Saya bertemu dengan seseorang yang sosoknya begitu melekat di hati, intensitas yang cukup lama sampai akhirnya kami saling jatuh cinta. Tapi saya tau cinta itu tidak bisa kita berdua miliki. Dia memilih rumah yang lain. Bagiku pertemuan dengannya menunjukkan padaku akan arti sebuah cinta, dan pertemuannya dengan ku mengajarkan dia akan sebuah arti kata setia. Semoga kamu bahagia ya mas.
Begitu juga aku.. aku akan menemukan rumahku sendiri. Membuat kebahagiaanku sendiri dan memilikinya. 
Sehari yang lalu saya bangun dengan mata sembab diakibatkan nangis karena bertengkar hebat sama mama. Saya gak tau apa yang ada di pikiran mama sehingga saya seperti tidak mengenalnya. Saya memang bukan anak yang sempurna, gak bisa ngasih banyak kebahagiaan buat beliau. Saya mungkin sudah dicap anak nakal karena pacaran sama orang yang salah, yang mengakibatkan mama jadi trauma kalo saya sering - sering ke jogja. Hidup adalah sebuah pilihan dimana dulu saya harus terpisah dengan beliau sejak SMP. Saya terbiasa jauh dari beliau, mandiri dan mungkin sesuka hati. Tapi sungguh senakalnya aku karena ak sering main aku tetap menjaga diriku Ma, ga seperti anak lain yang mungkin suka kehidupan malam, minum minuman keras, clubbing, ngabisin uang ortu, kuliah terbengkalai, narkoba. Aku merasa sudah menjadi anak yang berada di zona yang aman. Tapi kenapa se negatif itu pikiran mama,

 Mama pernah bilang, " mama ga tau dulu kamu pernah main kemana aja, nginep2 di rumah orang seenaknya, mama merasa terlambat mengarahkan dan melarang kamu sehingga kamu jadi liar". Kata kata ini membuatku sakit , mungkin ya kata banyak orang benar, ketika kamu melakukan satu saja kesalahan, orang lain kemudian akan menilai kamu jelek terus walau sebaik apapun perilaku mu berikutnya. Apa penilaian mama terhadapku seperti itu?. Apakah salah kalau sekarang aku selalu terbuka, ingin pergi kemana dan dengan siapa, semua dalam kendali orang tua.
Ma, umurku udah ga anak - anak lagi. Aku gak akan punya masa bermain bersama teman2 ku lagi seperti saat ini kalau aku sudah menikah, Apakah aku harus memanfaatkan masa mudaku dengan di rumah dan dikekang? Aku terbiasa mandiri dan sekarang dikekang rasanya itu sangat menyakitkan. Saya telah berusaha sebaik mungkin menjalani kehidupan yang normal, bekerja setiap hari bahkan ga pernah pergi. Apa aku salah Tuhan ketika aku tidak menurut?
Saya sungguh bersyukur karena memiliki orangtua yang masih peduli, mengingatkan saya tentang apa yang baik dan buruk tapi ini terlalu berlebihan. Semoga mama mengerti dan sadar semuanya udah beda ma, aku bukan anak SMA lagi.. saya gak bisa nyalahin keadaan masa lalu. Saya bahkan lupa bagaimana rasanya dulu, yang saya tahu saya sekarang punya kehidupan yang baik bersama orang tua saya. Saya lupa perasaan sakit hati atau apapun itu. Saya cuma ingin kehidupan saya seimbang antara bekerja, bersama teman2 dan tentunya dengan keluarga. Kalau mama begini saya merasa kehilangan waktu dan teman2, Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa kita beli bukan..:(
Tahukan kamu..mengapa aku selalu menanti senja?
Karena hanya saat itulah aku menemukan waktu bertemu dengan dirimu..
memiliki waktu berdua saja..
Panas terik, deru kendaraan berlalu lalang, asap,,itu semua mengusikku..
Aku ingin berbaring di tengah cahaya temaram sang senja ditemani kopi hangat dan kamu..

Kamu tahu artinya rindu?
Rindu itu bukan perkara bilang I miss you saja, tapi setia menanti...
Ijinkan aku memantimu, oh senja..
Kamu adalah cerminan jiwaku, terbitlah selalu di setiap pagi,,sehingga aku masih memiliki harapan untuk bertemu lagi di saat senja.

Tuhan memang adil, ada saat datang, ada saat pergi..seperti mentari ada saat terbit dan terbenam.
tapi satu hal yang kupercaya, cuma yang terbaik yang diijinkan tinggal.
Jadilah kamu..seperti senja,,yang kunanti..yang kurindu..yang memelukku, yang ingin kucium aroma tubuhmu..

(P.S : puisi ku terlalu serius ahhhh...)

Pokoknya aku suka senja,, tapi aku juga suka matahari terbit di saat pagi, indahnya tak terkira,,ingin kusimpan dalam hati dan jiwaku. Seperti kamu..



Pernahkah kamu merasa kehilangan?
Pernah kah sebagaian hatimu rasanya hilang..
Perasaan kehilangan bisa sampai ke ulu hatimu, bahkan sampai kamu tidak bisa berkata - kata lagi..
Aku pernah mengalami kehilangan, seperti kehilangan teman baik, pacar, dompet, bahkan hewan peliharaan..
tapi itu tak mengapa,, karena aku ingat itu hanyalah pemberian Tuhan yang sifatnya sementara, hanya "bondo ndonya" katanya.
Tapi kehilangan yang mencapai ulu hati bisa kamu rasakan ketika orang yang kamu sayangi meninggalkanmu untuk selamanya, misal orang tua, saudara atau teman. Pernah suatu kali aku merasakan kehilangan yang begitu besarnya, yaitu saat eyangku meninggal. Ada perasaan hilang yang sulit dikatakan, raga nya tak ada lagi, orang yang setiap pagi membelikanku nasi gudeg jogja untuk sarapan, dengan mengayuh sepeda perlahan, membuatkanku masakah sederhananya, yang selalu aku makan roti tawar sarapannya karena enak sekali, orang yang menjagaku dan kakak ku selama kami sekolah, yang membangunkan aku setiap pagi, yang selalu tidur saat aku pamitan ke sekolah dan menjawab sapaanku dengan kata ya, kata yang singkat saja karena beliau tidak banyak bicara padaku, orang yang menunjukkan padaku bahwa kasih sayang tidak lah hanya dalam berkata namun dalam perbuatan. Kini beliau tak ada lagi, namun kenangan bersama nya selalu tersimpan di hatiku.
Begitu beratnya kehilangan eyang,, namun mungkin tak sebesar rasa kehilangan temanku yang kehilangan ayah atau ibunya. Orang yang membesarkan mereka tanpa syarat dan berkorban selalu untuk kebahagiaan anaknya, yang selalu ngomel, atau selalu bertanya apa yang terjadi dalam hari2 anaknya. Seorang temanku bahkan kehilangan ayah ibunya di waktu yang hampir berdekatan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana kehilangan yang dia rasakan, sangat sakit. Dia gadis yang ceria, namun di balik cerianya ada perasaan sepi yang dia rasakan, mungkin dia sering menangis ketika saat dia pulang bepergian tak ada lagi yang menyapanya, menanyainya atau memarahinya. Terlebih ketika dia merasakan sakit, tapi tak berdaya untuk mengeluh pada orang lain. Sepertiku yang sakit pasti mencari sosok mamaku, atau papaku, yang bisa dengan tulus merawatku. Hatiku jadi merasakan sakit kalau melihat dia. Tegarlah kawan, semua akan ditinggal dan kehilangan pada saat nya nanti, jadilah tangguh, kami teman mu selalu ada meski gak bisa menyembuhkan lukamu.

Tuhan terima kasih banyak, karena mengerti arti kehilangan, mengerti bahwa keberadaan begitu berharganya, kebersamaan itu mahal harganya. Bantulah saya untuk menjadi anak yang bersyukur dan menyayangi orang yang sangat mencintai saya tanpa syarat itu. Bantu saya untuk menjaga mereka dengan sabar, seperti mereka menjaga saya.
 Berikanlah saya cukup waktu untuk membahagiakan mereka.